Pexels.com/Gustavo Fring
Sebelum melakukan
aktivitas sehari-hari, kita dianjurkan untuk mengisi perut dengan sarapan. Banyak
orang yang rutin sarapan untuk menambah semagat beraktivitas. Tetapi ada juga
orang yang merasa kalau sarapan malah membuat badan lemas, mata jadi gampang
ngantuk, akhirnya nggak semangat buat beraktivitas. Ada juga yang sudah paham
kalau sarapan itu penting, tetapi males buat nyiapin sarapan, karena kan sibuk
ya kalau pagi-pagi. Nah, jadi baiknya sarapan atau tidak, ya?
“Kalau
tidak sarapan pagi, tubuh akan memaksa diri untuk makan berlebihan pada siang
hari, yang akan berujung pada obesitas dan meningkatnya kadar gula darah.”
Ya terlepas dari banyaknya
pendapat orang mengenai sarapan, sarapan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sarapan
yang baik dilakukan sebelum pukul 09.00 pagi.. Sarapan ini bisa menjadi
alternatif untuk mencegah terjadinya obesitas atau kelebihan berat
badan. Kok sarapan tapi malah ngga bikin gemuk, ya? Sebagai contoh, orang-orang
yang rajin menerapkan gaya hidup sehat dan rajin berolahraga, biasanya hampir
tidak pernah mereka melewatkan waktu sarapan. Walaupun rutin sarapan, bentuk
tubuh tetap ideal. Sarapan yang tepat waktu dan tepat juga porsinya akan
mempengaruhi jumlah kalori yang masuk dan jumlah energi yang digunakan oleh
tubuh. Makanya, kenapa harus dirutinkan sarapan di bawah jam 09.00 pagi. Asupan
yang masuk pada saat sarapan dapat mengisi energi yang dibutuhkan oleh tubuh
pada pagi hari. Setelah tubuh digunakan untuk beraktivitas, energi hasil dari
sarapan pagi sudah hampir habis. Tidak perlu banyak-banyak, cukup 25% dari
total kebutuhan harian. Kemudian baru dilanjutkan dengan brunch pukul
10.00 pagi dan makan besar pukul 12.00 siang.
Penelitian Hasanah tahun
2017 membuktikan bahwa sarapan sangat mempengaruhi kadar glukosa darah. Pada
pagi hari setelah bangun tidur, kadar glukosa berada di titik terendah yang
membuat perut kita terasa lapar. Jika perut tidak diisi dengan sarapan, tubuh
akan merasa stress dan timbul keinginan berlebih untuk mengonsumsi gula pada
siang hari. Akibatnya tubuh berkeinginan untuk makan lebih banyak pada siang
hari, padahal waktu siang merupakan waktu di saat kadar glukosa darah dalam
keadaan tinggi. Bahkan dalam jurnal Cronobiol Int tahun 2014 yang berjudul The
relationship between breakfast skipping, chronotype, and glycemic control in
type 2 diabetes menyebutkan lingkar perut orang yang tidak sarapan lebih
besar dibandingkan lingkar perut orang yang rutin sarapan. Mulai sekarang masih
mau melewatkan sarapan? Yuk, atur pola makan yang baik untuk membuat tubuh
sehat dan bentuk yang ideal.
Eugidia Mayang,
Nutrisionis.
eugidiamayang@ymail.com
Komentar0